Michael Rosihan Yacub

Tak terbayangkan rasanya bila tersambar petir sebelum kita menjalani tragedi dalam hidup ini. Hari itu di bulan Februari 1991 adalah hari yang cukup cerah dan nyaman sebagaimana hari-hari di bulan Februari yang masih termasuk musim hujan.  Saya, seorang Ibu dengan bayi berumur 11 bulan mendapat telpon dari Singapore General Hospital, Dr. Wong Keng Yan, terdengar dengan jelas  dan lantang memberi kabar

“…...Ibu, anak Ibu menyandang Down Syndrome Classic trisomy 21”. Saya tertegun, begitu aneh……begitu buruk kedengarannya.   Saya hanya dapat mengucapkan “Terima kasih, Dok”.  “Terima kasih?”.  “…….. Untuk apa?”. “Untuk memberi kabar buruk dan keji menyatakan bahwa anak saya adalah tidak sempurna?”.  “……… Duh…?!”   Mana bisa saya terima begitu saja…….. dimana dihadapan saya… anak saya Michael tersenyum lebar dengan lucunya, tubuhnya sempurna, kesehatannya juga sempurna…. ”Apanya yang lain?”.  “Apanya yang tidak sempurna?”.  “Mohon datang lagi untuk check-up total tubuh Michael secepatnya agar kita bisa mengetahui apakah Michael mempunyai penyerta lainnya” Kata Dr. Wong lebih lanjut.  Saat itu  reaksi saya agak lamban, merasakan saat-saat atau detik-detik normal selama mungkin, tetapi perlahan sekujur badan terasa lemas, rasanya semua syaraf tidak lagi berfungsi.

Sebenarnya berita ini sudah satu bulan kami tunggu, kami dengan anggota keluarga kami, teman dekat……. yang semuanya sangat ingin mengetahui.  Tetapi sekarang……?!.  Saya mulai panik, tiba-tiba  terasa gelap, seolah   berada di ruangan yang sungguh gelap gulita dan kosong.  Dunia saya bukan hancur,  tetapi gelap dan kosong.  Terasa suasana yang sangat mencekam, saya tidak dapat bernafas, saya panik, saya ketakutan.  Sesaat terdengar suara “Terimalah anak ini sebagai anugerah dari surga”.

“Anugerah?”.  Pikirku……. bukankah semua anugerah itu baik dan sempurna….. “Anugerah apa ini?”.  Mana mungkin saya bisa mengerti apalagi menerimanya.  “Trisomy 21?”.  Bagaikan  bukan manusia  saja.  “Dimana gerangan engkau Tuhan sewaktu aku membutuhkan-Mu?”.  Aku ingin merasakan kehangatan-Mu, kekuatan-Mu, kasih-Mu agar aku dapat mengatasi semua ini.  Tetapi semua gelap….. semua sepi…….. semua dingin……….. .

Tahun silih berganti,  suka dan duka merawat dan membesarkan anak-anak kami, dengan tidak ada pengecualian, tetapi  ternyata Tuhan sungguh teramat baik terhadap kami.  Sebelum Michael lahir,  kami telah dianugerahkan dua orang anak laki-laki yang sehat dan cukup jauh jarak umurnya dengan Michael, dimana mereka sangat berprestasi dibidang olahraga sehingga dapat memberikan kenormalan dalam hidupku saat ini.

Michael beruntung mempunyai kakak-kakak yang aktif dalam bidang olahraga, sekaligus mereka pun menjadi panutan bagi Michael.  Ketertarikan Michael pada olahraga bangkit dan dengan dukungan fisik yang baik Michael ternyata unggul dalam banyak hal.

Michael kami perlakukan seperti anak normal lainnya, tidak diperlakukan lebih istimewa……… mungkin ini yang menjadikan Michael memiliki harga diri sekaligus merasakan kenormalan sebagai manusia normal yang harus dapat bertahan hidup.  Nalarnya pun berkembang sejalan dengan kesempatan yang kami berikan padanya untuk menemukan solusi-solusi yang berguna bagi hidupnya.

Tetapi Down Syndrome adalah tetap Down Syndrome, walau bagaimanapun “normal” nya Michael, tetap saja ia mempunyai keterbatasan, contohnya Michael masih belum bisa bicara pada umur 11 tahun.

Ketika masih kecil Michael tidak dapat merangkak, untuk itu  ia menggeserkan kaki-kaki kecilnya ke lantai untuk bisa bergerak maju.  Menyadari hal ini kami  memberikan terapi yaitu pada pagi hari dia kami biarkan bertelanjang kaki berjalan di atas embun dengan bantuan topangan dari kami.  Ini merupakan tradisi atau tepatnya terapi  Jawa.  Kami menggunakan terapi air panas matahari, pijat, dan terapi-terapi lain yang  kami ketahui ataupun yang dianjurkan orang, selama hal-hal tersebut baik, saya tidak pernah menyepelekannya karena semuanya adalah untuk perkembangan dan kebaikan  Michael.  Michael dapat berjalan pada usia 1,5 tahun.  Ternyata perkembangan berjalannya pun dapat seperti anak  normal lainnya.  Kedua anak laki-laki kami dapat menunggang kuda dan bermain golf dengan sangat baik,  Michael pun berusaha mengikuti kedua kakaknya.  Semuanya berjalan dengan baik, dan tanpa disadari hal tersebut merupakan terapi yang baik bagi perkembangan gerak motorik dan intelegensia-nya.

Mungkin kita tidak dapat membayangkan bagaimana hidup ini bila kita tidak dapat berbicara, menggerakkan kedua tangan secara normal, melangkahkan kaki satu persatu………. sesuatu yang semestinya dapat dilakukan dengan sangat mudah, tetapi bila kita melihatnya dengan mata kepala sendiri barulah kita menyadari betapa sulitnya si anak untuk melakukan semuanya itu.  Mereka tidak memiliki keseimbangan untuk dapat berdiri tegak, karena struktur tulang-tulangnya yang sangat lemah, mental mereka pun terbelakang karena kelebihan kromosom yang berkembang menjadi fetus. Beberapa penyandang beruntung karena memiliki IQ yang lebih tinggi dari anak yang lain. Sementara beberapa hanya dibawah 50.  Bayangkan….!!!  Mereka benar-benar tidak berdaya.  Tetapi walau bagaimanapun mereka tetaplah manusia dan anugerah yang diberikan Tuhan.  Tetaplah kita harus peduli terhadap yang satu ini,  walaupun mereka terlihat ramah, merekapun tetap memiliki permasalahan yang datang dan pergi, berusaha menemukan jalan keluar  untuk melanjutkan hidupnya utuh sebagai manusia biasa.

Pengetahuan kami mengenai mereka  pun sangatlah sedikit, begitupun dari pihak  institusi/pemerintah yang tidak membantu mensosialisasikan Down syndrome kepada masyarakat luas sebagai suatu pengetahuan yang harus diketahui.  Oleh karena itu kami bermaksud untuk memberikan bantuan, walaupun sedikit tetapi memberi arti yang sangat dalam bagi mereka. memberikan keseimbangan pada mereka, memberikan kepercayaan diri walaupun bukan berarti keberanian, memberikan ketertarikan pada sesuatu hal, menemukan teman, dan kemampuan untuk berkomunikasi.  Merupakan suatu keajaiban melihat Michael dapat menunggang kuda.  Terlihat sangat serasi, kudanya pun seakan mengerti akan keterbatasan Michael.  Segala perintah, permintaan dari Michael selalu dituruti  si kuda.  Sesuatu yang sangat luar biasa.  Bila binatang saja dapat memberikan begitu banyak kepada  penyandang cacat maka kita sebagai manusia sempurna seharusnya dapat memberikan lebih banyak lagi..

Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya dalam  kesusahan, keterbatasan dan kesendirian.  Percayalah bahwa Tuhan pun akan selalu memberikan jalan keluar yang terbaik.

Aryanti – ibunda dari Michael Rosihan Yacub

Biodata  Michael :

Nama                : Michael Rosihan Yacub

Tempat tgl lahir  : Jakarta, 25 Februari 1990

Anak ke             : 3 dari 3 bersaudara

sumbangan
Tentang Kami

ISDI (Ikatan Sindroma Down Indonesia) didirikan pada 21 April 1999. Sebuah Kelompok nirlaba yang terdiri dari orang tua, ahli medis, ahli pendidikan kebutuhan khusus, para guru, dan simpatisan.

Kami sebagai orang tua sangat prihatin akan masa depan anak-anak kami yang Down syndrome di Indonesia, apalagi kami mengetahui tiada dukungan yang memadai dari pemerintah atau kalangan lain.

Kami sangat mengharapkan masa depan yang lebih baik dengan berbagi pengalaman dan saling memberi dukungan didalam pertemuan secara rutin.